Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 21 Maret 2013

Curiosity Temukan Keberadaan Air di Planet Mars!


Perancis - Peneliti di Los Alamos National Laboratory dan Badan Antariksa Perancis telah melacak jejak mineral planet Mars yang mengarah pada adanya air di lokasi Curiosity.

ChemCam (Chemical Camera) merupakan kolaborasi antara organisasi penelitian di Amerika Serikat dan Perancis. Terdiri lebih dari empat puluh lima ilmuwan, mahasiswa dan personel lainnya yang saat ini aktif di Amerika Utara dan Eropa, tergabung dalam tim ChemCam.
Ilmuwan, insinyur, dan mahasiswa mengoperasikan kamera ChemCam di Los Alamos National Laboratory. Sistem ChemCam merupakan salah satu dari 10 instrumen yang dipasang pada misi Mars Curiosity.
Kamera ChemCam Curiosity Prediksi Air Planet Mars
Mereka menggambarkan bagaimana instrumen laser yang ada pada Mars Curiosity Roveryang telah mendeteksi aliran (vena) gipsum melalui daerah planet Mars yang dikenal sebagai Yellowknife Bay, terletak sekitar 700 meter dari tempat Curiosity Rover mendarat lima bulan lalu.
Vena ini terdiri dari kalsium sulfat terhidrasi, seperti bassinite atau gipsum. Di Bumi, membentuk vena seperti ini pastinya akan membutuhkan air disekitar retakan.
Gypsum dan beberapa mineral terkait dapat terbentuk ketika air bereaksi dengan batuan dan mineral lainnya. Kehadiran gipsum, bassinite, bersamaan dengan bukti fisik pada pola aliran aluvial yang sebelumnya terlihat selama misi Mars Science Laboratory.
aliran-air-planet-mars
Analisis ini menunjukkan bahwa daerah Yellowknife Bay merupakan tempat ataupun kolam yang dibentuk limpasan atau air bawah permukaan, yang naik ke atas permukaan.
Kemungkinan adanya air di planet Mars terlihat beberapa minggu lalu ketika jejak gipsum spektrometer ChemCam (Chamical Camera) mencatat peningkatan jumlah kalsium dan penurunan yang sesuai dalam komposisi sampel silikon.
Gypsum, batuan sedimen, terbuat dari kalsium sulfat dengan komposisi air terikat. Sementara sebagian besar batuan sampel di planet Mars paling banyak terdiri dari silikon. Perubahan komposisi ini menunjukkan bahwa adanya temuan baru pada geologi planet Mars.
Tembakan laser Instrumen ChemCam menguapkan batu dan kemudian menggunakan spektrometer untuk menganalisis sampel. Laser dapat menembakkan pulse pada beberapa batuan sampel yang terletak di bawah permukaan lapisan debu.
Akan tetapi, kamera instrumen hanya mampu melihat aliran mineral setelah ledakan laser hilang dari permukaan batu.
Kamera ChemCam Curiosity telah mendokumentasikan adanya peningkatan cahaya berwarna pada urat (vena) mineral yang bisa menjadi tanda-tanda bahwa planet Mars pernah menjadi planet basah!!
sumber: http://indocropcircles.wordpress.com

Asteroid Apophis Sedang Melintas Bumi, Prediksi Hantam Bumi 2029 atau 2036


NASA - Sebuah asteroid akan melintas pada jarak terdekat dengan Bumi pada Kamis (10/1/2013). Asteroid tersebut bernama Apophis 99942, ditemukan pada bulan Desember tahun 2004 lalu yang bernama awal: Asterod 2004 MN4.
Apophis adalah nama dari mitologi Mesir untuk Dewa Kegelapan. Selain itu nama yang juga populer untuk jenis asteroid ini adalah “asteroid Kentang” karena bentuknya seperti umbi kentang.
Asteroid “Dewa Kegelapan” ini sempat membuat banyak berita heboh di beberapa tahun terakhir karena diprediksi akan kembali lagi dan menghantam Bumi pada tahun 2029 dan 2036.
asteroid-apophisSedangkan untuk Kamis pagi tanggal 10 Januari 2013, asteroid ini masih melintas jauh dari Bumi.
Pada titik terdekatnya dengan Bumi, Apophis akan berjarak 14,5 juta kilometer.
“Titik terdekatnya akan dicapai Kamis, 10 Januari 2013 sekitar pukul 07.00 WIB,” kata Thomas Djamaluddin, profesor astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Asteroid tidak akan tampak dari sudut pandang pengamat di Indonesia. Sementara masyarakat Eropa mungkin bisa mengobservasinya dengan teleskop walau sangat redup.
Asteroid ini melintas secara periodik di dekat Bumi. Setelah tahun ini, Apophis akan melintas di dekat Bumi lagi pada tahun 2029 dan 2036.
Apophis 99942 menarik perhatian karena pernah diprediksikan bisa menghantam Bumi. Sesaat setelah penemuannya, astronom memperkirakan asteroid ini bisa menumbuk Bumi tahun 2029.
Lintasan Apophis
Lintasan Apophis
Apa yang akan terjadi? Kekuatan ledakan akibat asteroid berukuran 275 meter ini 100.000 kali ledakan bom Hiroshima.
Saat itu, persentase terjadinya tumbukan mencapai 2,7 persen. Namun, prediksi itu segera direvisi setelah dilakukan studi lebih lanjut. Tak ada potensi tumbukan pada tahun tersebut.
Beberapa tahun kemudian, muncul prediksi lagi bahwa Apophis bisa menumbuk Bumi pada 13 April 2036. Peluang tumbukan adalah 1 banding 45.000.
Apophis view
Penampakan sebenarnya Apophis melalui teleskop bintang
Namun prediksi itu kembali direvisi. Astronom dari Columbia University, di Amerika Serikat, David Helfand, seperti diberitakan EarthSky, pada Selasa (8/1/2013), mengungkapkan, potensi tumbukan adalah 1:250.000, hampir nol.
Untuk lintasan dekat Bumi pada kali ini, Thomas mengatakan, “Tak ada dampak apa pun yang terjadi pada Bumi.”
Prediksi datangnya kembali Asteroid Apophis dan menghantam Bumi di Tahun Mendatang
Para ilmuwan memprediksi bahwa asteroid yang ditemukan pada bulan Desember 2004 dan bernomer 99942 dan berkode MN4 ini adalah suatu ancaman yang serius bagi planet Bumi.
Untuk itu, para astronom menamakannya Apophis, atau “Dewa Kegelapan” dalam mitologi Mesir Kuno, dan menjadi bernama Apophis 99942, atau nama komplitnya 2004 MN4 Apophis-1 Lorenzo Barcella.
Pada tahun 2029, Apophis akan kembali lagi menuju Bumi dari pinggir tata surya untuk mendekati matahari sesuai orbit naturalnya. Saat perjalanan menuju matahari, asteroid ini akan mendekati Bumi pada 13 April 2029, pada hari Jumat.
Jika tak terjadi tumbukan dengan Buni, asteroid Apophis akan terus melewati Bumi dan memutari matahari, lalu akan kembali menjauhi matahari dan kembali melintasi garis orbit Bumi.
asteroids 2004 MN4 Apophis 1 Lorenzo Barcella
asteroids 2004 MN4 Apophis 1 Lorenzo Barcella
Pada kesempatan kedua kalinya ini, asteroid Apophis juga masih beresiko dan tetap akan dapat menghantam Bumi.
Artinya, lolos benturan saat mendekati Bumi dan menuju matahari tahun 2029 tanggal 13 April hari Jum’at, dan akan kembali mendekati Bumi untuk kedua kalinya saat Apophis menjauh dari matahari tahun 2036 dan pada tanggal yang sama 13 April, namun di hari Minggu.
Namun lintasan Apophis disaat menuju matahari itulah, akan berpapasan sangat dekat dengan Bumi, lebih dekat dan lebih rendah dari satelit komunikasi kita.
Maka peristiwa ini akan membuat suatu catatan baru, bahwa Apophis adalah benda langit berukuran besar pertama dan satu-satunya yang pernah dipantau secara ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ia mendekati Bumi.
apophis_line
Apophis line atau garis lintasan Apophis tahun 2036
Saat mendekati Bumi, lintasan Apophis baru dapat diprediksi lebih akurat. Namun untuk sementara, lintasan ini akan ada yang namanya rentang jarak “penyimpangan” , misal: dari titik A yang paling jauh dari Bumi dan titik B yang paling dekat dengan Bumi.
Diantara kedua titik A dan B tersebut, akan ada lagi jarak “celah” sepanjang 500 kilometer di dekat atmosfir Buni diangkasa. Celah ini dinamakan lubang kunci atau “keyhole”.
Jika Astroid tersebut berada dititik teratas dari celah keyhole, maka akan lebih mendekati ke wilayah Amerika Utara. Dan jika berada di titik terbawah dari celah “lubang kunci” itu, maka Asteroid Apophis akan jatuh di samudra Pasifik.
Saat jatuh di samudera Pasifik, asteroid Apophis akan menghantam permukaan Samudera dan terus mendesak ke dasar laut hingga sedalam 3 mil atau 4,8 kilometer dari dasar lautan dan akan membuat lubang sangat besar seluas 3 mil.
apophis near collideAkibat hantaman sangat kuat di Samudera Pasifik tersebut, maka pada hantaman pertama, air laut akan menyingkirdan naik menjadi tsunami setinggi 55 kaki.
Lalu pada saat yang hampir bersamaan, tsunami yang sangat besar akan menyusul setinggi 3 mil berbentuk mirip tembok lingkaran. Pada saat ini Astroid sepenuhnya sudah di dalam Samudera Pasifik.
Efek selanjutnya, karena air laut terhempas dan menjulang setinggi 3 mil seperti tembok melingkar, pada beberapa detik kemudian, efek seperti tetesan air digelas akan terjadi, yaitu “tembok air” melingkar setinggi 3 mil akan kembali ke titik tengah dan menyatu kembali.
Disaat menyatu kembali ke titik tengah dimana asteroid itu tenggelam, air laut setinggi 3 mil akan bersamaan menyatu, akibatnya akan menghasilkan tinggi air raksasa besar, hingga sampai atmosfir Bumi!
Akibat gaya gravitasi, kekuatan energi air yang sangat tinggi itu kemudian akan kembali lagi terjun menuju ke bawah, menghujam ke Samudera Pasifik. Begitu kuat energi ini maka kecepatan waktu dari tsunami (yang mirip dinding air) pertama dan kedua hanya terjadi dengan rentang waktu sekitar 50 detik saja!
Kemudian untuk kesekian kalinya akan membuat tsunami lagi dan memecah dari titik tengah lingkaran dan mulai membuat lingkaran tembok air yang semakin membesar. Efek ini mirip jika setetes air kita jatuhkan dari ketinggian di dalam sebuah baskom atau gelas.
Namun tsunami yang terjadi ini sangat berbeda dengan tsunami-tsunami yang pernah ada, termasuk tsunami di Aceh atau di Jepang. Jika tsunami selama ini hanya menuju ke satu arah (dari laut ke daratan lalu air tenang kemudian baru terseret ke laut secara perlahan) namun tsunami kali ini berbeda, tsunami akibat hantaman asteroid ditengah laut ini akan terjadi berulang-ulang dan bertubi-tubi dalam waktu yang sangat panjang.
Jarak pengulangan antar tsunami hanya 1/4 mil saja atau setara hanya 400 meter, jadi anda dapat melihat tembok air setinggi bermil-mil berderet dan berbaris dengan jarak tiap tembok masing-masing hanya 400 meter mil, berderet menuju ke arah luar dari titik tengah tumbukan Apophis yang telah terjadi sebelumnya! Wow!..
sumber: http://indocropcircles.wordpress.com

Meteor jatuh ke bumi membawa fosil makhluk luar angkasa?


Sri lanka - Fosil kecil dalam sampel meteor jatuh di Sri Lanka pada bulan Desember tahun 2012 lalu merupakan bukti adanya kehidupan di luar bumi. Dalam penelitian itu, Wickramasinghe menggunakan mikroskop elektron untuk mempelajari sisa-sisa meteorit besar yang jatuh di dekat Sri Lanka, desa Polonnaruwa pada tanggal 29 Desember 2012.
Fosil Diatom Luar Angkasa Terbawa Meteor
Wickramasinghe, seorang direktur Buckingham Centre for Astrobiology di Universitas Buckingham, Inggris dari makalah Chandra Wickramasinghe yang diterbitkan Journal of Cosmology, menyatakan bahwa dirinya telah menemukan bukti kuat adanya kehidupan di seluruh alam semesta.
Desember lalu, dia dan rekannya menemukan karakteristik mikrostruktur dan morfologi kelas diatom terestrial. Mereka menyimpulkan bahwa adanya struktur semacam ini di luar angkasa dapat ditafsirkan sebagai bukti tegas adanya biologi, atau bukti kehidupan di luar planet Bumi.
fosil-diatom-meteor-sri-lanka
Fosil diatom dari meteor yang jatuh di Sri Lanka
Wickramasinghe dan astronom Sir Fred Hoyle, mengembangkan teori Panspermia, yang menyatakan adanya kehidupan di seluruh alam semesta dan disebarkan melalui meteor dan asteroid.
Identifikasi fosil diatom (kelompok alga plankton yang paling sering ditemui, kebanyakan bersel tunggal) dalam meteorit Polonnaruwa sangat layak dan tidak diragukan, karena dianggap sebagai fragmen komet yang sudah punah.
Pada tahun 1962, Hoyle dan Wickramasinghe mempelopori teori butiran karbon di ruang angkasa untuk menggantikan teori butiran es yang ditentang oleh komunitas astronomi. Tetapi dengan spektroskopi inframerah, teori butiran es menjadi cara baru menggantikan teori debu karbon.
Selama beberapa tahun setelah meneliti berbagai model meteor, Wickramasinghe menyimpulkan bahwa materi ini sangat mirip dengan biomaterial yang ada pada semua data astronomi, dan mempertimbangkan kemungkinan bahwa biologi ataupun mikrobiologi memiliki karakter universal.
Dan tidak ada pengamatan astronomi ataupun informasi baru biologi yang memberikan bukti sebaliknya. Selama hampir lima dekade bukti yang mendukung asal usul kehidupan non-terestrial dan Panspermia telah terakumulasi yang dinilai belum benar.
Semetara astronom Phil Plait menentang temuan Wickramasinghe, dia menyatakan bahwa diatom yang ditemukan pada meteor berasal dari jenis ganggang, tanaman hidup mikroskopis, spesies air tawar yang ditemukan di Bumi.
Dan Wickramasinghe tidak menyangkal bahwa sampel meteor yang dianalisa mengandung diatom air tawar. Akan tetapi,.. ada setengah lusin spesies yang belum mampu diidentifikasi ahli diatom.
Bukti mikroskopis pada sampel meteor jatuh di Sri Lanka tentunya berdampak provokatif, tapi apakah benar-benar membuktikan adanya kehidupan di luar bumi?
sumber: http://indocropcircles.wordpress.com

Rabu, 20 Maret 2013

Internet anda lambat? mungkin ini penyebabnya.


NASA - Badan Antariksa dan Aeronautika Nasional (NASA) mengungkapkan matahari meletupkan partikel radiasi korona (CME) ke arah bumi pada Jumat (15/3)

"Matahari meletupkan partikel radiasi korona (CME) ke arah bumi dan dampaknya dapat dirasakan pada satu atau tiga hari setelah kejadian tersebut," kata laman resmi NASA www.nasa.gov pada Ahad (17/3).
 

Badan tersebut mengungkapkan, dampak radiasi dapat berupa gangguan kinerja terhadap peralatan elektronik di satelit dan bumi.

Pengamatan dari Badan Pengawas Urusan Terestrial Surya (STEREO) dan Badan Pengawas Heliosfer dan Surya dari NASA menjelaskan kecepatan letupan mencapai sekitar 1.448 kilometer per detik.

"Jika merunut pada sejarah, letupan radiasi matahari dengan kecepatan tersebut menyebabkan dampak menengah hingga berat kepada bumi," kata laman NASA itu.

Selain itu, NASA memberi peringatan kepada operator pesawat antariksa Spitzer dan Messenger bahwa gelombang radiasi badai matahari akan melalui kedua sarana tersebut.

"Kejadian tersebut hanya berdampak kecil pada pesawat antariksa dan perlu diperhatikan oleh operator pesawat karena partikel surya bisa menganggu peralatan elektronik dalam komputer," kata laman NASA.

Badai radiasi korona, yang langsung mengarah ke bumi, dapat menyebabkan fenomena cuaca antariksa, seperti, badai geomagnetis ketika bergesekan dengan selubung magnet bumi, magnetosfer, selama beberapa saat.

Badai radiasi korona adalah fenomena di bintang matahari, yang dapat melepaskan partikel tenaga surya ke ruang angkasa.

sumber: metrotvnews

Foto "alien" tertangkap kamera

Kabar biasa - Oke kali ini saya akan memberikan informasi tentang Foto Alien Di Taman Kota Chili. Banyak bukti berupa foto atau video telah dikemukakan untuk membuktikan adanya makhluk ruang angkasa atau Extra terestrials. Mungkin banyak yang palsu, namun mungkin juga ada yang asli. ini adalah satu foto yang patut dilihat.

Foto dibawah ini diambil oleh seorang fotografer profesional bernama Enrique Sepulvada di taman kota di Chili pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam fotonya, terlihat adanya makhluk aneh sedang menyeberang jalan. Ia menyadari ada objek tersebut ketika ia mendownload foto tersebut ke komputernya. Foto tersebut telah diperiksa dan dipastikan bukan tipuan. Situs-situs di internet mulai mendiskusikan foto ini dan menyatakan makhluk yang tertangkap kamera adalah alien.

Menurut para peneliti, apabila foto tersebut adalah hasil tipuan photoshop, maka dipastikan yang membuatnya adalah seorang yang sangat berbakat karena akan sangat sulit menghasilkan tipuan seperti yang tampak pada foto tersebut. Namun satu pertanyaan masih menggelitik pikiran saya, apabila Enrique adalah seorang fotografer profesional, mengapa hasil jepretannya kabur ? Hmm...

see that little guy..?


sumber: kabarbiasa.com


Astronom asal indonesia menemukan planet asing



VIVAnews -- Para astronom telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.

Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa, La Silla Observatory di Chile.

Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.

Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.

"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010. "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."

Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science edisi 18 November.

Ukuran planet ini 25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044 yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.

Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.

HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya. Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.

Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.




"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.

"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."

Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.

Sekilas tentang Johny Setiawan

Johny Setiawan adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.

Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.

Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.

sumber: vivanews

Selasa, 19 Maret 2013

Sinyal misterius dari kembaran bumi??



VIVAnews --  Para ilmuwan baru-baru ini menemukan planet 'kembaran Bumi' yang berada di luar tata surya. Namanya, Planet Gliese 581g.  Nama lain yang kendengarannya lebih indah adalah 'Dunia Zarmina'. Penemuan itu merupakan hasil pengamatan selama 11 tahun oleh para ilmuwan dari berbagai negara.

Para ilmuwan itu tidak cuma menemukan Dunia Zarmina, tapi juga menemukan adanya sinyal misterius yang dipancarkan dari planet yang kemudian disebutkan sebagai planet kembaran bumi itu.
Adalah Dr Ragbir Bhathal, ilmuwan dari University of Western Sydney yang melihat sinyal aneh itu pada Desember 2008 -- jauh sebelum diumumkan bahwa ada planet yang bisa dihuni mahluk hidup di orbit bintang cebol, Gliese 581.

Bhathal yang adalah anggota organisasi SETI (search for extraterrestrial intelligence) -- organisasi yang bertujuan membuka kontak dengan kehidupan lain di luar Bumi -- sedang mengamati langit ketika ia menemukan sinyal 'mencurigakan' dari area galaksi di mana Gliese 581g bermukim.

Penemuan ini menguatkan  dugaan bahwa  Gliese 581g adalah planet paling mirip Bumi yang pernah ditemukan. Adakah kehidupan di sana?

Penemuan Bhathal hanya sebulan sebelum para astronom mengumumkan penemuan planet Gliese 581e yang kurang bisa dihuni (habitable) dibandingkan Gliese581g -- meski keduanya terletak di sekitar bintang yang sama yang jauhnya, sekitar 20 tahun cahaya.

"Kami menemukan sinyal yang tajam, seperti laser yang selama ini kita cari-cari. Itulah yang kami temukan, dan kami sangat bersemangat," kata Bhathal seperti dimuat situs Daily Mail, 1 Oktober 2010.

Berbulan-bulan setelah penemuannya, Bhathal yang punya reputasi sebagai 'pemburu alien dari Australia' menyapu langit untuk mencari sinyal kedua -- untuk mencari tahu apakah fenomena itu adalah nyata atau justru kesalahan instrumen. Sayang, pencariannya tak menghasilkan apapun.

Namun, penemuan planet mirip Bumi di sekitar Gliese 581 - baik 581e dan 581d, membuat imajinasi publik makin liar.

Pembuat film dokumenter, RDF dan situs jejaring sosial, Bebo menggunakan teleskop radio di Ukraina untuk mengirim sinar informasi terfokus -- berisi 500 pesan dari masyarakat dalam bentuk gelombang radio yang dirahkan ke Gliese 581.

Sementara, menteri keilmuwan Australia  saat itu mengorganisasi 20.000 pengguna Twitter untuk mengirim pesan ke bintang tetangga jauh Bumi di luar tata surya itu.

Dugaan bahwa benar ada kehidupan di seputar Gliese 581 saat ini dikuatkan oleh pendapat Dr Steven Vogt dari University of California, Santa Cruz. Ia mengaku 100 persen yakin ada kehidupan di planet itu.

Planet Gliese 581g berada di gugus bintang 'Zona Goldilocks' -- sebuah wilayah di angkasa yang kondisinya tak terlalu panas, juga tak terlali dingin bagi cairan yang membentuk laut, danau, maupun sungai.

Planet tersebut juga nampaknya memiliki selubung atmosfer, gravitasi seperti Bumi. Para ilmuwan berpendapat, jika benar, temuan ini adalah pendukung fakta bahwa alam semesta dipenuhi planet yang mirip dengan dunia manusia.

"Jumlah sistem yang diduga memiliki planet yang bisa dihuni mahluk hidup, mungkin sekitar 10 sampai 20 persen. Jika dikalikan dengan ratusan miliar bintang di Bima Sakti, ini jumlah yang besar."

Mungkin saja ada puluhan miliar sistem seperti ini di galaksi kita.

"Secara pribadi, mengingat kecenderungan kehidupan berkembang di mana pun, saya bisa mengatakan bahwa peluang bagi kehidupan di planet ini adalah 100 persen. Aku hampir tidak meragukannya," kata Vogt.

sumber: vivanews